Komunitas BBMC Lelang Buku Bertema Persaudaraan

  • |
  • Monday, 21 Dec 2015

OTO-MOTOR, Jakarta - Bikers Brotherhood Motorcycle Club (BBMC) menggelar lelang buku berjudul Inside Looking Out - Outside Looking In BBMC di Grand Kemang, Jakarta, beberapa waktu lalu. Buku hasil karya Haryo Pramoe dan Dwi Aryo ini mengisahkan pemberontakan sosial dan persaudaraan anggota klub motor terbesar di Indonesia tersebut.

Dikatakan Budi Dalton, El Presidente BBMC, buku tersebut dibuat untuk memaknai arti persaudaraan sesungguhnya dari BBMC dengan tetap mengedepankan pilar-pilar kebangsaan sebagai warga negara Indonesia dan menolak segala bentuk neokolonialisme. Total terdapat tujuh buku yang dilelang. Buku yang dijual terbatas itu terutama berisi kegiatan reguler yang dilakukan BBMC 25 tahun terakhir.

Dengan merilis buku tersebut, Dalton berharap bisa mengubah persepsi masyarakat terhadap BBMC. “Buku ini ialah sebuah jendela yang membuka ruang pandang bagi persaudaraan kami di dalam dengan lingkar luar kehidupan masyarakat. Brotherhood bukan geng motor. Banyak kegiatan positif yang kita lakukan, di bidang lingkungan, pemberdayaan masyarakat, dan lainnya. Kita bahkan bikin masjid sendiri di Cibiru, Bandung,” ujar Budi Dalton.

Hasil lelang buku tersebut rencananya akan digunakan untuk mendanai program Brotherhood for Indonesia melalui enam pilar kegiatannya, yakni Brotherhood Care di bidang sosial, Brotherhood for Education, Brotherhood for Nature (lingkungan), Brotherhood for Indonesian Culture (budaya), Brotherhood Incorporated (pemberdayaan ekonomi kreatif) dan Brotherhood for Indonesia Conducive.

“Enam pilar itu semacam grand design apa yang harus dilakukan anggota Brotherhood dalam 100 tahun ke depan. Yang kita lakukan tidak boleh melenceng dari itu,” ujar Dalton. Selain dirilis eksklusif, buku tersebut juga akan dijual untuk umum. Untuk tahap awal, sebanyak 300 buku sudah siap dicetak. “Yang pesan sudah ada sekitar 200 orang. Harga satu buku sekitar Rp 350 ribu,” jelas Dalton.

Haryo Pramoe mengatakan, buku itu lahir dari hobi fotografi dan traveling ke seluruh Indonesia. Ia tertarik membukukan keseharian BBMC karena memandang BBMC memiliki karakteristik yang unik. “Brotherhood ini objek yang enak buat difoto. Orang-orangnya berkarakter. Jeprat-jepret, jadilah 5.000 gambar. Lalu saya pikir mau diapakan foto sebanyak ini. Akhirnya saya terinspirasi menjadikannya buku,” tukas Haryo.
 
Dalam lelang buku tersebut, terkumpul dana sebesar Rp 570 juta yang didapatkan dari delapan buku. Adalah Samuel yang memenangkan lelang tiga edisi buku BBMC dan mengungkapkan bahwa hal ini merupakan rasa ‘respect’ terhadap rasa persaudaraan yang diagungkan oleh BBMC.

Tags :



related news